JOHNLIE
Mari mengenal nama pahlawan gugus ku beliau adalah John Lie.Pada tau ngga?Ko kaya belum pernah denegr yaa.Iya pkkmb jurusanku memunggunakan nama nama pahlwan yang jarang kita dengar untuk nama kelompoknya supaya kita mengetahui banyak pahlawan pajlwan di Indonesia ini.
Let me to intoduce John Lie
Let me to intoduce John Lie
Nama Lengkap : Jahja Daniel Dharma
Alias : John Lie
Profesi : Tokoh Militer
Agama : Kristen
Tempat Lahir : Manado, Sulawesi Utara
Tanggal Lahir : Kamis, 9 Maret 1911
Zodiac : Pisces
Ayah : Lie Kae Tae
Ibu : Oei Tjeng Nie Nio
Istri : Margaretha Dharma Angkuw
BIOGRAFI
Jahja Daniel Dharma Laksamana Muda TNI (Purnawirawan) Jahja
Daniel Dharma atau yang lebih dikenal sebagai John Lie adalah salah seorang
perwira tinggi di Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut dari etnis Tionghoa
yang telah dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia.
John Lie lahir dari pasangan suami isteri Lie Kae Tae dan
Oei Tjeng Nie Nio pada tanggal 9 Maret 1911 di Manado, Sulawesi Utara. Leluhur
John diketahui berasal dari daerah Fuzhou dan Xiamen, China yang pada abad ke
18 berlayar sampai ke tanah Minahasa. Walaupun John dilahirkan dari keluarga
yang beragama Budha namun John sendiri dikenal sebagai penganut Kristen yang
taat. Perkenalannya dengan agama Kristen terjadi saat dia bersekolah di
Christelijke Lagere School, Manado.
Pada usia 17 tahun, John meninggalkan tanah kelahirannya
menuju Batavia dan kemudian menjadi buruh di pelabuhan Tanjung Priok. Dia
bekerja sebagai mualim kapal pelayaran niaga milik Belanda KPM lalu tak berapa
lama kemudian dia bergabung dengan Kesatuan Rakyat Indonesia Sulawesi (KRIS)
sebelum akhirnya diterima di Angkatan Laut RI. Semula John diperintahkan untuk
bertugas di Cilacap dengan pangkat Kapten. Di pelabuhan ini selama beberapa
bulan dia menorehkan prestasi dengan berhasil membersihkan semua ranjau yang
ditanam Jepang untuk menghadapi pasukan Sekutu. Atas jasanya ini, pangkatnya
dinaikkan menjadi Mayor. Dia lalu ditugaskan untuk mengamankan pelayaran kapal
yang mengangkut komoditas ekspor Indonesia yang diperdagangkan di luar negeri
dalam rangka mengisi kas negara yang saat itu masih tipis.
Di awal tahun 1947, John pernah bertugas mengawal kapal yang
membawa 800 ton karet untuk diserahkan kepada Kepala Perwakilan RI di
Singapura, Utoyo Ramelan. Sejak itu, dia secara rutin melakukan operasi menembus
blokade Belanda. Karet atau hasil bumi lain yang telah berhasil dibawa ke
Singapura dibarter dengan senjata yang nantinya akan diserahkan kepada pejabat
Republik Indonesia di Sumatera sebagai sarana perjuangan melawan Belanda.
Perjuangan mereka tidak ringan karena selain menghindari patroli Belanda, juga
harus menghadang gelombang samudera yang relatif besar untuk ukuran kapal yang
mereka gunakan. Untuk keperluan operasi ini, John Lie memiliki kapal kecil
cepat yang dia namakan the Outlaw. Bersama kapal ini, John selalu berhasil
menembus barikade Belanda yang peralatan tempurnya jauh lebih hebat dari pada
milik Angkatan Laut Indonesia. Berkali-kali dia juga berhasil mengelabui
Belanda. Berulang kali John selamat dari kejaran kapal-kapal musuh.
Pada awal 1950 ketika berada di Bangkok, John dipanggil
pulang ke Surabaya oleh KSAL Subiyakto dan ditugaskan menjadi komandan kapal
perang Rajawali. Pada masa berikut dia aktif dalam penumpasan RMS (Republik
Maluku Selatan) di Maluku. John mengakhiri pengabdiannya di TNI Angkatan Laut
pada Desember 1966 dengan pangkat terakhir Laksamana Muda. John meninggal dunia
karena stroke pada 27 Agustus 1988 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan
Kalibata, Jakarta. Atas segala jasa dan pengabdiannya, pada 10 Nopember 1995
John dianugerahi Bintang Mahaputera Utama yakni Bintang Mahaputera Adipradana
oleh Presiden Soeharto dan pada 9 November 2009 John dianugerahi gelar Pahlawan
Nasional oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Riset dan Analisa: Fathimatuz Zahroh
Selengkapnya kalian bisa baca baca di : www.google.com
Comments
Post a Comment